PERAN TEKNOLOGI DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Oleh : Nurpana Sulaksono

Pendahuluan
Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan kesepakatan global yang dihasilkan oleh kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro, Brazil pada tahun 1992. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana, effisien dan memperhatikan keberlanjutan pemanfaatan nya baik untuk generasi masa kini maupun generasi mendatang.
Pembangunan berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar atau dimensi, yaitu dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Ketiga dimensi ini perlu diperhatikan secara berimbang agar disatu sisi pembangunan dapat dinikmati semua orang, terutama penduduk miskin dan pembangunan dapat terus menerus dilaksanankan dengan dukungan ketersediaan sumberdaya alam.
Dari ketiga pilar tersebut di atas, peran teknologi masih belum dipertimbangkan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Teknologi masih dipandang sebagai faktor perusak lingkungan yang tidak mendukung pembangunan berkelanjutan. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai keberadaan ilmu dan teknologi dan perannya dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Pertama kali akan di bahasa mengenai pembangunan berkelanjutan, perkembangan dari teknologi, peran yang harus diambil dalam pembangunan berkelanjutan dan kemudian dilanjutkan dengan kesimpulan

Perkembangan Teknologi dan Permasalahannya
Dalam waktu relatif singkat manusia telah dapat menguasai alam. Dahulu manusia berburu masih menggunakan tombak dan panah, sekarang sudah menggunakan senapan. Dahulu jarak 10 kilometer ditempuh dengan perjalanan setengah hari dan sekarang hanya ditempuh dalam waktu 15 menit. Tidak itu saja, sekarang manusia sudah dapat melawan hukum gaya berat bumi, dan sampai ke permukaan bulan dan selamat kembali ke bumi. Karena penemuan-penemuan dibidang kedokteran seorang anak dapat dilahirkan dari kandungan neneknya hasil hubungan pasangan suami-istri, dimana sang suaminya telah meninggal 3 tahun yang lalu. Disamping itu adanya kemajuan teknologi, revolusi hijau bahaya kelaparan telah dapat diatasi.
Dari uraian paragraf di atas, adanya kemajuan teknologi dapat mengubah pemberian alam menjadi sesuatu yang bermanfaat. Namun demikian banyak orang termasuk ilmuan sendiri mulai menyangsikan manfaat teknologi dan menggangap bahwa teknologi merupakan penemuan manusia yang merusak tata lingkungan dan pembawa bencana (Zen, 1982). Sementara pada hakekatnya teknologi diciptakan oleh manusia adalah untuk meningkatkan kesejahteraannya bukan untuk menurunkan kualitas hidupnya. Sehingga dari pandangan awam teknologi sedang berada dipersimpangan jalan. Kalau benar pandangan tersebut , Maka bagaimanakah langkah selanjutnya?.
Teknologi nuklir sudah sampai kepada reaktor pembiakan dan mulai menginjak teknologi fusion. Dibidang bioteknologi orang telah dapat mempengaruhi genetika dengan bioengineering. Ruang angkasa mulai dijelajah untuk melihat kemungkinan budidaya pertanian dan dasar lautan telah dikuras. Sementara itu hampir 2/3 penduduk dunia hidup pada tignkat kemiskinan yang menyedihkan dan tidak memiliki kesempatan untuk menikmati manfaat kekayaan alam.
Adapun secara permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan pemanfaatan teknologi lingkungan seperti yang disampaikan Nabiel Makarim, MPA, MSM adalah sebagai berikut:
1.      Teknologi lingkungan masih dianggap sebagai parameter yang memperbesar biaya produksi.
2.      Tidak semua teknologi lingkungan yang diimpor sesuai dan dapat memberikan effektifitas yang sama apabila di pasang di negara pengguna.
3.      Teknologi lingkungan yang ada saat ini, kebanyakan diperuntukan untuk industri besar sehingga tidak ekonomis untuk diperuntukan pada IKM/UKM.
4.      Terbatasnya jenis lingkungan tepat guna dan ramah lingkungan.
5.      Belum adanya mekanisme verifikasi serta menginformasikan setiap teknologi lingkungan yang handal dan layak untuk dugunakan oleh masyarakat.

Permasalahan ini harus segera ditanggulangi agar pencemaran dan pengrusakan lingkungan tidak terjadi. Peran pemerintah dalam menanggulangi permasalahan teknologi lingkungan bagi IKM/UKM dengan menyediakan teknologi berwawasan lingkungan yang harganya murah dan terjangkau merupakan rantangan yang harus segera menjadi prioritas.
Oleh karena itu sudah sepantasnyalah, jika semakin gencar suara-suara yang meneriakkan perkembangan teknologi harus ditujukan kepada usaha meningkatkan kesejahteraan umat manusia di dunia. Sikap ilmu pengetahuan untuk ilmu pengetahuan saja tidak dapat dipertahankan lagi dan harus dirubah menjadi “Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Untuk Kesejahteraan Umat Manusia" (Zen, 1982).
Peran Teknologi Informasi dalam Pembangunan Berkelanjutan
Sustainable development atau pembangunan berkelanjutan hanya dapat dilakukan dengan penguasaan iptek yang baik dan berkesinambungan pula.  Penguasaan iptek yang berkesinambungan akan membawa kesejahteraan masyarakatnya dan akan menjamin pula konservasi sumber-sumber alam secara dinamik, termasuk ketersediaan dan pengelolaan common properties secara berkesinambungan. (Wirawan, 2006)
Secara sederhana dapat dilihat bagaimana peranan iptek dalam menjamin kesinambungan kehidupan di dunia. Jumlah penduduk dunia pada abad pertama diperkirakan hanya 100 juta jiwa, dan tahun 1000 menjadi hanya 200 juta. Dibutuhkan 1.000 tahun untuk menambah 100 juta jiwa penduduk dunia. Tetapi coba perhatikan tahun 1900 penduduk dunia 1,6 milyar, tahun 1960 menjadi 3 milyar, dan tahun 2000 menjadi 6 milyar.  Hanya dalam 40 tahun penduduk dunia bisa bertambah 3 milyar.  Bayangkan dulu ketika iptek belum dikuasai dan berkembang baik diperlukan 1.000 tahun untuk menambah penduduk dunia 100 juta jiwa, tetapi ketika iptek begitu pesat berkembang, begitu kuat mengambil peran, hanya dalam 40 tahun penduduk dunia bertambah 3 milyar. Bagaimana alam menyediakan sumber-sumber pangan, sumber-sumber energi lainnya, tempat tinggal, alat bermigrasi, dan lain-lain tanpa peranan iptek di dalamnya. Demikian juga usia harapan hidup manusia pada abad pertama di Kekaisaran Roma usia harapan hidup manusia hanya 25 tahun, sedangkan pada tahun 1900 di Eropa dan Jepang usia harapan hidup sekitar 40 - 45 tahun, dan tahun 2000 di Jepang menjadi 80 tahun untuk laki-laki dan 85 tahun untuk wanita.  Sementara di Indonesia pada tahun 1960-an dan 1970-an usia harapan hidup hanya sekitar 40-50 tahun, sedangkan saat ini telah mencapai 60 tahun untuk laki-laki dan sekitar 62 tahun untuk wanita. Demikian juga dengan angka kematian bayi dan ibu melahirkan telah sangat kecil saat ini terutama di Bali.
Lahirnya teknologi informasi seperti saat ini seakan tidak lagi ada jarak di dunia yang begitu luas ini. Kejadian di berbagai belahan dunia yang berjarak ribuan kilometer dapat disaksikan dan dilakukan komunikasi secara real time. (Lubis, 2003).
Bersamaan dengan kemajuan peran iptek dalam kehidupan manusia kerusakan sumber-sumber alam banyak terjadi dan sering dituduhkan sebagai akibat eksplorasi berlebihan dalam penggunaan iptek. Tetapi kalau dicermati secara dalam maka akan terlihat kerusakan-kerusakan alam dan common properties itu terjadi di negara-negara yang penguasaan ipteknya masih rendah, sehingga sering terjadi eksplorasi alam berlebih karena penggunaan teknologi yang tidak memadai sehingga nilai tambah dari sebuah produk tidak dihasilkan secara maksimal. Karena yang mampu diproduksi hanya bahan-bahan mentah maka untuk menghasilkan nilai jual (uang) yang lebih banyak maka sumber-sumber alam tersebut harus diambil lebih banyak yang menyebabkan terjadinya over-exploration. Kaitan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa teknologi memiliki peran dalam pembangunan berkelanjutan. Namun jika teknologi itu tidak di gunakan secara bijak akan dapat menimbulkan keruskanan yang justru akam mempercepat kerusakan lingkungan. Untuk itu  perlu menetapkan strategi masa depan dalam penguasaan, penerapan dan pengembangan teknologi lingkungan agar permasalahan tersebutr diatas dapat diselesaikan, yaitu:
1.      Mendorong penyebaran dan pengembangan teknologi lingkungan antara institusi peneliti dengan organisasi bisnis.
2.      Pemerintah memfasilitasi konsultasi diantara semua stakeholders yang terkait dalam menciptakan teknologi lokal yang baik dan cocok untuk pengelolaan lingkungan.
3.      Pemerintah memberikan inisiatif pada institusi yang mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi yang akrab lingkungan.


Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.       Pembangunan berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar atau dimensi, yaitu dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup serta teknologi.
2.   Teknologi telah berkembang dengan pesat, sehingga segala pemberian alam telah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, dan sebaliknya juga telah dapat menurunkan kualitas hidup dan kehidupan manusia, terutama kalau penggunaan teknologi itu didasarkan pada tanggung jawab moral.
3.   Pembangunan berkelanjutan atau sustainable developmen dapat dicapai dengan penguasaan pengetahuan dan teknologi yang baik. Penguasaan iptek yang baik hanya bisa terjadi kalau dilakukan proses pembudayaan iptek secara sistematis, terstruktur dan didasarkan pada aspek konservasi.
4.   Tindakan konservasi tidak hanya dilakukan dalam pengertian yang klassik (sempit) saja, tetapi yang lebih utama adalah dalam pengertian yang modern, agar kegiatan pembangunan dapat berlangsung terus menuju masyarakat yang berkelanjutan.

Daftar Pustaka
Lubis, Suwardi. 2003. Peranan Sistem Informasi dalam Pembangunan Berkelanjutan
            Berwawasan Lingkungan. USU digital library.
Wirawan, I  Gede. 2006. Pembudayaan Iptek untuk Pembangunan berkelanjutan
Zen. M.T. 1982., Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup., PT.Gramedia. Jakarta


Komentar